kebudayaan kotabima
Thursday 24 September 2015
Monday 21 September 2015
kota bima
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bima beralih ke halaman ini. Untuk Kabupaten yang bernama-sama, lihat pula Kabupaten Bima. Untuk kegunaan lain dari Bima, lihat Bima (disambiguasi).
Kota Bima | ||
---|---|---|
|
||
Letak Kota Bima di Nusa Tenggara Barat |
||
Koordinat: 8°22′28,42″LU 118°44′5,07″BT | ||
Negara | Indonesia | |
Provinsi | Nusa Tenggara Barat | |
Hari jadi | 10 April 2002 | |
Pemerintahan | ||
• Walikota | M. Qurais. H. Abidin | |
Area | ||
• Total | 222.25 km2 (85.81 mil²) | |
Populasi (2010) | ||
• Total | 142.443 | |
• Kepadatan | 640/km2 (1,700/sq mi) | |
Zona waktu | WIT (UTC+7) | |
Situs web | www.bimakota.go.id |
Daftar isi
Geografi
Secara geografis Kota Bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa pada posisi 118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00" Lintang Selatan. Tingkat curah hujan rata-rata 132,58 mm dengan hari hujan: rata-rata 10.08 hari/bulan. Sementara matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan Oktober, dengan suhu 19,5 °C sampai 30,8 °C.Kota Bima memiliki areal tanah berupa: persawahan seluas 1.923 hektare (94,90% merupakan sawah irigasi), hutan seluas 13.154 ha, tegalan dan kebun seluas 3.632 ha, ladang dan huma seluas 1.225 ha dan wilayah pesisir pantai sepanjang 26 km.
Batas wilayah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:[1]Utara | Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima |
Selatan | Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima |
Barat | Teluk Bima |
Timur | Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima |
Kependudukan
Jumlah penduduk
Kota Bima berdasarkan data tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa yang terdiri dari 57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%) penduduk perempuan. Sebaran penduduk kurang merata, konsentrasi penduduk berada di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Penduduk terbanyak berada di Kelurahan Paruga, yaitu berjumlah 12.275 jiwa (11%) dan paling sedikit di Desa Kendo yang berjumlah 1.130 jiwa (1%). Selanjutnya berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kota Bima berjumlah 142.443 jiwa yang terdiri dari 69.8411 jiwa laki-laki dan 72.602 jiwa perempuan. Jumlah penduduk menurut kecamatan adalah sebagai berikut :Kecamatan | Jumlah Penduduk |
---|---|
Raba | 34.756 jiwa |
Mpunda | 32.531 jiwa |
Rasanae Barat | 31.029 jiwa |
Asakota | 27.931 jiwa |
Rasanae Timur | 16.196 jiwa |
Tahun | Jumlah penduduk | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2000 | 116.295 | |||||||||||
2010 | 142.443 | |||||||||||
Sejarah kependudukan kota Bima Sumber: |
Mata pencaharian
Komposisi penduduk Kota Bima berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh petani/peternak dan jasa/pedagang/pemerintahan yang besarnya masing-masing 45,84% dan 45,05%. Jenis pekerjaan yang digeluti penduduk Kota Bima antara lain: petani 15.337 orang, nelayan 425 orang, peternak 13.489 orang, penggalian 435 orang, industri kecil 1.952 orang, industri besar/sedang 76 orang, perdagangan 1.401 orang, ABRI 304 orang, guru 1.567 orang dan PNS berjumlah 2.443 orang.Keagamaan
Mayoritas penduduk Kota Bima memeluk agama Islam yaitu sekitar 97,38% dan selebihnya memeluk agama Kristen Protestan 0,89%, Kristen Katholik 0,62% dan Hindu/Budha sekitar 1,11%. Sarana peribadatan di Kota Bima terdiri dari Masjid sebanyak 51 unit, Langgar/Mushola 89 unit dan Pura/Vihara 3 unit. Sedangkan fasilitas sosial yang ada di Kota Bima meliputi Panti Sosial Jompo dan Panti Asuhan sebanyak 6 Panti yang tersebar di 3 kecamatan. Masyarakat Bima adalah masyarakat yang religius. Secara historis Bima dulu merupakan salah satu pusat perkembangan Islam di Nusantara yang di tandai oleh tegak kokohnya sebuah kesultanan, yaitu kesultanan Bima. Islam tidak saja bersifat elitis, hanya terdapat pada peraturan-peraturan formal-normatif serta pada segelintir orang saja melainkan juga populis, menjadi urat nadi dan darah daging masyarakat, artinya juga telah menjadi kultur masyarakat Bima.Pemerintahan
Kota Bima sebagai pemerintah daerah dibentuk melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002.Perekonomian
Berdasarkan potensi sumber daya yang ada, berbagai peluang investasi cukup prospektif untuk dikembangkan di Kota Bima, antara lain di bidang: jasa, termasuk pengangkutan, kelistrikan dan telekomunikasi, perdagangan, agrobisnis/agroindustri, industri air minum kemasan, industri kecil dan kerajinan, pariwisata dan pendidikanPeluang tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup memadai seperti transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan, maupun jasa perbankan. Di samping itu Pemerintah Kota Bima memberikan berbagai insentif bagi investor yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perizinan dan penyediaan sarana pendukung.
Pertanian dan perkebunan
Berdasarkan pola penggunaan tanah, lahan sawah di Kota Bima mencapai 1.923 ha yang terdiri sawah irigasi seluas 1.825 ha dan sawah tadah hujan seluas 98 ha. Sedangkan tanah tegalan/kebun mencapai 3.623 ha, ladang/huma seluas 1.225 ha dan kawasan hutan negara seluas 9.421 ha. Komoditas andalan pertanian terdiri dari padi, jagung, kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas unggulan perkebunan meliputi: serikaya, kelapa, asam, kemiri, jambu mete, wijen dan kapuk. Hingga saat ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan pengembangan baru dilakukan oleh masyarakat setempat dengan skala usaha dan teknologi yang masih terbatas.Perikanan
Kegiatan perikanan yang telah berkembang di Kota Bima adalah usaha budidaya di perairan laut, perairan air payau dan air tawar. Adapun komoditas yang dibudidayakan meliputi: bandeng, udang dan rumput laut.Peternakan
Hingga saat ini jenis ternak yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat adalah: sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam buras dan itik. Kota Bima sesungguhnya memiliki potensi peternakan yang cukup prospektif dengan ketersediaan lahan peternakan dan lahan pakan yang cukup luas.Kehutanan
Kota Bima memiliki wilayah hutan seluas 13.154 ha yang memiliki kekayaan berbagai macam komoditas dan plasma nuftah. Komoditas yang cukup potensial terdiri dari kayu jati, sono keling dan kayu campuran.Industri dan Kerajinan
Skala industri yang telah berkembang baik saat ini di Kota Bima meliputi industri Garam Rakyat (PD Budiono Madura), genteng pres, bata merah, batako, tenun tradisional, gerabah, meubel dan pembuatan tahu/tempe.Pertambangan
Sebagai daerah perkotaan dengan wilayah yang tidak terlalu luas, Kota Bima memiliki potensi pertambangan yang terbatas. Jenis bahan tambang yang berhasil diidentifikasi terdiri dari andesit dan marmer dengan volume ± 517.738.375 m³.Perdagangan, hotel dan restoran
Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan andil sebesar 16,66% dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit, masing-masing di Kelurahan Kumbe, Rabangodu, Tanjung dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan restoran sebanyak 51 unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit maka pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian utama.Perbankan
Dunia perbankan cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta, yaitu: Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang, Bank Danamon 1 Kantor Cabang serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi BPR LKP dan Bank Bias.Stasiun TV
Stasiun televisi milik pemerintah yang beroperasi di Kota Bima adalah TVRI Sumbawa. Selain itu ada stasiun televisi swasta yang beroperasi di Kota Bima antara lain:- RCTI
- SCTV
- MNCTV
- ANTV
- Indosiar
- MetroTV
- Trans7
- Trans TV
- tvOne 47 UHF
- Global TV
- RTV
- NET.
- Detik tv
- Bima TV kerjasama Sakti TV Madiun
- BeritaSatu
- Assalam TV Jakarta 8 VHF
Sarana dan prasarana
Transportasi darat
Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02 km yang terdiri dari Jalan Negara (38,56 km), Jalan Provinsi (52,20 km) dan Jalan Kabupaten (174,26 km)yang sebagian besar merupakan jalan beraspal dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya dan Terminal Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe, yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru, yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.Transportasi laut
Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². Kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m serta luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.Pos dan telekomunikasi
Jasa pelayanan pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2 (dua) Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah penduduk yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota Bima disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan telepon yang dilayani oleh PT. Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan telepon, saranan telepon seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik berupa telepon umum koin maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal maupun Internasional, di beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah menerapkan sistem Sambungan Telepon Otomat (STO), non telepon seluler sehingga mempermudah hubungan langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah telepon mencapai sekitar 861 unit dengan jumlah pelayanan meliputi rumah tangga (3.859), bisnis (1.040) dan sosial (13).Listrik
Sumber penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah XI, Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani kebutuhan penduduk kota walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi energi listrik mencapai 46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH pada 17.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko dan hotel mempunyai pembangkit listrik portable sendiri. Kondisi ini memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk investasi dibidang kelistrikan.Pendidikan
Fasilitas pendidikan[2] yang terdapat di Kota Bima pada tahun 2005 adalah Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima puluh) unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 88 (delapan puluh delapan) unit ditambah Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh) unit, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 17 (tujuh belas) unit ditambah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8 (delapan) unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 14 (empat belas) unit ditambah Madrasah Aliyah sebanyak 5 (lima) unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 6 (enam) unit serta Perguruan Tinggi sebanyak 5 (lima) unit.Untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumberdaya manusia yang berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki Perguruan Tinggi Negeri yang berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global.
Kesehatan
Fasilitas kesehatan[3] yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotek, Toko Obat dan tenaga medis yang berpraktik swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktikkan prilaku hidup bersih dan sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota Bima.Pariwisata
Secara historis Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan seperti perayaan maulud, U'a pua serta prosesi pelantikan raja dan lain-lain merupakan obyek dan event yang sangat menarik. Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman Kota juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.Pariwisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah ini adalah:
- Pariwisata alam, meliputi Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Oi Ni'u, Pantai Ule, Pantai Kolo dan Pulau Kambing
- Pariwisata budaya, meliputi museum Asi Mbojo, kuburan Tolobali, bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima) dan Benteng Asakota
tempat pariwisata
salah satu tempat pariwisata kota bima
Pulau Ular. Dari namanya saja sudah bisa ditebak pasti ada
hubungannya dengan hewan melata yang menakutkan itu. Tapi tunggu dulu. Pulau
ini sama sekali tidak menakutkan kok. Bahkan justru akan membuat anda ternganga
karena keindahannya. Sebuah pulau kecil di wilayah Kabupaten Bima bagian timur,
tepatnya di Kecamatan Wera Desa Pai. Pulau ini terletak dekat sekali dengan
daratan Pulau Sumbawa hanya lebih kurang 400-500m.
Ya, Pulau Ular demikian Orang Bima menyebutnya, karena
mungkin pulau ini hanya dihuni oleh sekelompok ular-ular jinak yang tidak
mengganggu penduduk. Yang menarik sebenarnya bukan karena banyaknya ular atau
tidak adanya manusia yang mau tinggal di pulau yang kirakira seluas 500 m2 ini,
tetapi lebih karena ular-ular ini berbeda dengan umumnya ular yang ada di
Daerah Bima. Ular-ular ini mencari makanan di dalam laut dan beristirahat di
atas pulau di antara celah-celah bebatuan atau bergelantungan pada tebing-tebing
terjal, maka menambah daya tarik pulau ini.
Pulau ini merupakan habitat bagi populasi ular laut dengan
keunikan warnanya putih silver dengan kombinasi hitam mengkilap. Ular-Ular ini
jinak dan bersahabat dengan wisatawan yang mengunjunginya. Pulau ular dapat
dijangkau dengan waktu tempuh sekitar 45 menit perjalanan dari Kota Bima
menggunakan transportasi darat.
Ular-ular di Pulau Ular tersebut menurut penduduk setempat
merupakan jenis ular laut. Siapapun tahu bahwa ular laut termasuk ular yang
sangat beracun. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya, ular tersebut memang berbentuk
seperti ular laut. ekornya pipih seperti ekor ikan, warnanya putih silver dan
hitam mengkilat. Ketika dipegang tidak terasa licin sama sekali sebagaimana
layaknya ular-ular di darat. Kulitnya lebih terasa kesat dan bersirip seperti
ikan. Walau hidup liar, mereka sangat jinak dan ramah terhadap pengunjung.
Ketika dipegang mereka sama sekali tidak menggigit atau melilit.
Mengunjungi obyek wisata “ Pulau
Ular “ anda juga disuguhkan dengan keindahan pesona laut Bima. Dari
pulau ini Gunung Api Sangiang tampak berdiri kokoh. Bagian puncaknya selalu
diselimuti kabut.
Dalam legenda, Pulau ular merupakan jelmaan dari kapal
Portugis yang terdampar di perairan Wera. Ular-ular tersebut adalah jelmaan
para penumpang dan ABK Kapal. Sedangkan dua pohon Kamboja yang tumbuh di kedua
sisi pulau itu merupakan jelmaan dari tiang-tiang kapal portugis.
Meskipun itu adalah legenda, namun Pulau Ular sudah semakin
dikenal dunia. Banyak wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung ke pulau
ini. Pemerintah Daerah harus segera menata pulau ini, membangun fasilitas
jalan, fasilitas semacam brugak-brugak di pinggir pantai Desa Pai untuk
disewakan kepada pengunjung dan akan menjadi sumber PAD bagi Daerah.(kaskus)
Pesona bawah lautnya juga tak kalah indahnya lho. coba kita lihat gambar-gambar di bawah ini:
pulau ular, pulau ular ini sangat
terkenal di kab.bima dimana pulau ini sangat banyak ular,tetapi ular nya sangat
jinak. Berbagai macam ular yang ada di sana dari yang kecil sampai yang paling
besar bahkan di laut nya pun di penuhi ular. Tetapi ular yang besar itu jarang
keluar dia berada di tempat nya sendiri yaitu di dalam gua. Dan jarang sekali
orang yang berani ke gua itu, konon katanya nya di pulau ular itu,setiap orang
yang datang kesana membawa pulang ular itu pasti dia tidak selamat
bajo pulo
bajo pulo sanagat terkenal akan
pantai dan batu karang nya yang sangat indah,di mana di pingir laut nya banyak
sekali terdapat bintang laut, airnya sangat biru dan jernih, hanya saja ,hanya
saja transportasi nya yang masih minim,transportasi nya masih mengunakan
bot/sampan . adapun keindahan di pulau itu, pulau itu pun menyimpan
misteri,yang konon kata nya kalo ke pulau seninu, seninu di artikan cernin, di
mana hati kita harus bersih tidak boelh ada fikiran yang tidak baik ke pulau
tersebut karna aka nada imbas nya ke kita , dan hal itu akan tidak baik buat
diri kita tentu nya
gambar-gambar keindahan kota bima
tentang
judul kebudayaan kota bima , kebudayaan kota bima sangat kental akan adat istiadat dan trradisi . di mana kota bima terletak di nusa tengara barat. kota yang sangat indah dan alami dan in dah dimana orang bima itu orng yang sangat asli, dimana terdapat makanan dan tempat pariwisata yang masih asli dan indah
Tuesday 15 September 2015
makanan dan kendaraan tradisional
Kelompok Lauk Pauk. Letak Bima yang secara geografis berada di pesisir pantai
mempengaruhi selera makan orang Bima. Kebanyakan makanan Bima terdiri dari ikan
dan hasil laut lainnya. Orang Bima bilang kalau belum makan
pakai ikan rasanya belum makan. Orang Bima tidak mengenal kata lauk pauk, kalau
daerah lain “makan pakai apa?” maksudnya lauknya apa? orang Bima akan bertanya
langsung “Ngaha kai uta au?” yang artinya “makan pakai ikan apa?” jawabanya
bisa saja “ngaha kai uta janga” yang arti secara harafiahnya
“makan pakai ikan ayam” atau “ngaha kai uta mbe’e” yang artinya “makan
pakai ikan kambing” kata ikan biasanya menempel pada nama lauk pauk lainnya.
Walaupun orang Bima menggemari ikan
laut, bukan berarti di Bima tidak mengenal makanan selain ikan. Daging Kambing
adalah makanan favorit setelah ikan disusul Daging Rusa atau Menjangan, Daging
Sapi, Kerbau dan Kelompok Unggas serta terakhir Daging Kuda.
Kelompok Sayuran. Daun dan Buah Kelor adalah sayuran yang paling populer di Bima, bisa
dibilang selama pohon kelor melambai orang Bima tidak akan kelaparan. Pohon kelor juga adalah pohon yang
bersahabat, semakin dipetik daunnya semakit lebat tumbuhnya. Selain daun dan
buah kelor sayuran khas Bima ada juga “sandanawa” yang sampai saat ini
saya belum tahu nama Indonesianya. Dalam Bahasa Bima sayur disebut “tambeca”,
mungkin singkatan dari “uta mbeca” yang artinya “ikan basah”. Dalam
Kuliner Bima memang tidak banyak dikenal sayuran yang ditumis, sayur itu selalu
identik dengan makanan yang berkuah
PALOMARA SANTA (IKAN KUAH SANTAN).
Bahan-bahan yang dibutuhkan : ½ kg pindang ikan tongkol atau pindang
kembung panjar (“salepe ruma londe” bila ada), potong-potong
sesuai selera; minyak untuk menggoreng ikan. Bahan dan bumbu lainnya sama
seperti Resep 1 (“uta londe palomara”) kecuali air asam ditiadakan tapi
diganti dengan 2 gelas santan dari ½ butir kelapa ukuran besar. Cara
Membuatnya : Goreng terlebih dahulu ikan pindang tongkol di atas api sedang
jangan sampai garing, goreng sebentar saja; Iris tipis-tipis semua bumbu; cabe,
bawang merah, bawang putih, kunyit, tomat, belimbing wuluh. Panaskan minyak
diatas penggorengan atau panci, setelah panas masukkan semua bumbu yang sudah
diiris, lengkuas dan sereh setelah layu masukkan ikan yang sudah digoreng
disusul santan. Masak selama kira-kira 15 menit setelah matang masukkan daun
kemangi tambahkan sedikit gula atau penyedap rasa bila suka. Siap dihidangkan
dengan sambal dhoco toma atau sambal yang bercita rasa asam.
UTA MAJU (DAGING RUSA). Daging rusa di Bima biasanya diawetkan dengan cara didendeng. Dendeng
Daging Rusa Bima tidak menggunakan bumbu yang bermacam-macam sebagai layaknya
dendeng pada umumnya yang menggunakan ketumbar dan gula. Dendeng rusa
Bima hanya menggunakan garam, jaman dulu mungkin orang Bima memang tidak
mengenal macam-macam bumbu atau mungkin orang Bima mengutamakan rasa yang
orisinil, sebuah citarasa. Ini juga patut disyukuri karena dengan jenis dendeng
yang seperti ini daging rusa bisa diolah kembali menjadi berbagai macam
masakan. Bukan hanya daging yang diawetkan/didendeng tapi juga tulang iga rusa
juga diawetkan untuk selanjutnya menjadi bahan campuran sayur.
Hm….aromanya…….beda! Saya tidak menulis pengolahan daging rusa segar karena
daging rusa segar bisa dibuat bermacam-macam masakan seperti halnya daging
kambing, sate gulai atau semur. Saya ingin menghadirkan yang khas Bima saja.
Pada saat ini semakin sulit mendapatkan Dendeng Rusa karena populasi Rusa Bima
yang sudah jauh berkurang atau mungkin bisa dikatakan sebentar lagi akan punah!
MBOHI DUNGGA
(SAMBAL FERMENTASI JERUK NIPIS). Sambal ini
khusus diproduksi di Desa Parado secara turun temurun. Sederhana saja bahan dan
cara pembuatannya. Terbuat dari jeruk (jeruk khusus yang ada di Parado semacam
jeruk Medan tapi rasanya asam) yang dibuang kulit dan bijinya serta diiris-iris
lalu dicampurkan dengan garam. Dibiarkan selama berminggu-minggu
(difermentasi). Jadilah
sambal siap saji tahan bertahun-tahun.
Kelompok Penganan (Makanan kecil)
BINGKA DOLU. Bahan-bahan yang dibutuhkan : 500 gr tepung terigu, 500 gr telur, 400
gr gula pasir, 5 gelas santan dari 2 kelapa ukuran sedang, 1 gelas air pandan
suji (untuk pewarna hijau), ½ sendok teh garam, Minyak untuk mengoles cetakan. Cara
Membuatnya : Campur telur dan gula kemudian kocok sebentar sampai gula
hancur dan berbuih (tidak sampai mengembang), Masukkan santan dan air suji
serta garam dan aduk-aduk, Masukkan terigu sedikit demi sedikit, aduk terus
sampai tercampur dengan baik, Panaskan cetakan, olesi dengan minyak atau
mentega setelah panas tuangi adonan setengah sampai tiga per empat cetakan
saja (jangan penuh), tutup. Setelah matang angkat dengan
menggunakan 2 sendok makan. Pastikan cetakan terbuat dari kuningan yang
menghantarkan panas dengan baik.
Sudah lazim
dikenal, bahwa Ben Hur merupakan kendaraan berkuda tradisional masyarakat Bima.
Nama Benhur sendiri sudah cukup melekat dalam ingatan setiap orang Bima. Di
Lombok, kendaraan serupa bernama Cidomo, sedangkan di daerah Jawa disebut
Delman atau Bendi. Saat ini di Kota Bima, Benhur masih menjadi transportasi
pilihan bagi sebagian kalangan. Selain dinilai ramah lingkungan, murah, unik,
santai dan bisa menampung sekitar 6 orang untuk satu baknya. Di wilayah Kota
Bima, Ben Hur begitu ramai dijumpai di jalan-jalan arteri dari dan ke kawasan
pasar ikan, pelabuhan, lintas Gajah Mada, dan lintas selatan. Sedangkan di
wilayah Kabupaten Bima, Ben Hur masih diyakini sbg transportasi unggulan di
semua kecamatan.
Subscribe to:
Posts (Atom)